CERPEN
Festival
Musik Sekolah
Hari
ini suasana sekolah terlihat berbeda. Beberapa anak bergerombol di
beberapa tempat. Begitu pula di depan kelasku. Akhirnya, aku ikut
berdesakan untuk mencari tahu. Ternyata ada pengumuman akan diadakan
Dhamysoga Music Festival
atau yang disingkat DMF. Ya, acara ini merupakan acara tahunan
disekolahku, SMAN 5 Malang. Ajang untuk menampilkan bakat dalam
bermusik.
Jam
istirahat telah berakhir, aku segera masuk ke dalam kelas dan duduk
di bangku biasanya, di pojok kanan depan. Tidak ada guru yang datang,
anak-anak sibuk bergurau. Kemudian terdengar suara yang mengalihkan
perhatian anak-anak.
“Teman-teman,
minta perhatiannya sebentar”, suasana mulai hening ketika Dica
berkata cukup keras. “Sebentar lagi bakal diadakan DMF, siapa
disini yang berminat untuk membentuk band sebagai perwakilan kelas?”,
lanjutnya.
Suasana
pun berubah menjadi ramai, setiap anak memberikan pendapatnya dan
mengajukan diri. Aku melirik sejenak, beberapa nama sudah tercatat
dipapan tulis.
“Nadia
nadia..”, terdengar namaku disebut-sebut.
Aku
diusulkan untuk ikut. Sempat ragu sih awalnya, tapi tak apalah.
Akhirnya terbentuklah dua band. Band pertama The
Questioner beranggotakan Clarina
sebagai vokalis, Dica dan Aldi sebagai gitaris, Dimas sebagai bassis,
dan Rizal sebagai drummer. Band kedua One
Hour beranggotakan Saskia dan
Puri sebagai vokalis, Aldi dan bagus sebagai gitaris, aku sebagai
bassis, dan Rizal sebagai drummer.
Keesokkan
harinya, perwakilan setiap band diminta untuk mengikuti Technical
Meeting dan mengambil undian urutan tampil untuk DMF nanti. Aku dan
Saskia datang sebagai perwakilan. Tadaaa.. Kami dapat urutan nomer 1
dan 9. Tidak terlalu baik.
Beberapa
hari kemudian, kami mulai menjadwal latian rutin. Setiap band
diwajibkan menampilkan dua lagu untuk DMF nanti. Hari ini kami
memulai dengan latian dasar. Latian kedua, kami mulai mencari studio
musik. Memang banyak studio musik di Malang. Tetapi tentu saja kami
mencari tempat yang nyaman. Latian ketiga dan keempat cenderung sama.
Di hari kelima kendala mulai muncul. Kami sempat direpotkan dengan
beberapa studio musik yang penuh. Akhirnya latian kelima ini
dibatalkan dan diundur esok hari.
Tidak
semulus yang diharapkan. Masalah lainpun muncul. Latian akan dimulai,
tetapi Rizal tidak juga datang. Akhirnya kami memulai latian tanpa
Rizal. Selang setengah jam kemudian, barulah Rizal datang. Anak-anak
terlihat kesal dan menghela napas. Tapi tak apalah, kami melanjutkan
latian.
Keesokkan
harinya kami sudah datang di studi musik tempat biasa kami latian,
kecuali Rizal. Lagi-lagi dia terlambat datang. Akhirnya kami memulai
latian tanpa Rizal lagi. Kami sempat menghubunginya, tetapi percuma
saja tidak ada jawaban. Tentu saja kami kesal. Sekitar 15 menit
kemudian Rizal datang.
“Maaf
telat, tadi aku ada urusan sebentar”, ucap Rizal.
“Yawes,
jangan diulangi datang telat lagi ya zal. Ayo dilanjutin latiannya”,
sahut Saskia.
Kami
melanjutkan latian. Permainan musik kamipun berangsur membaik. Satu
lagu sudah sempurna. Nah, kami baru ingat kalau ada satu lagu lagi
yang belum rampung. Tentu saja kami panik. Kami langsung mencoba lagu
kedua. Untungnya kami sudah tahu dasarnya, jadi tidak terlalu rumit.
Hari
ini bisa dikatakan gladi bersih, karena hari ini adalah latian
terakhir kami. Kami mencoba lagu pertama dan kedua secara bergantian.
Lagu keduapun terdengar berangsur membaik. Kami cukup lega.
Tibalah
saat yang ditunggu-tunggu. Hari ini sekolah tampak sibuk menyiapkan
panggung untuk DMF yang akan digelar nanti sore. Sepulang sekolah,
kami langsung ke rumah Dica untuk mempersiapkan diri. Cuaca cukup
tidak bersahabat hari ini. Hujan rintik-rintik mulai mengguyur kota
Malang. Akhirnya, kami tetap pergi ke sekolah dalam kondisi hujan
seperti ini.
Setelah
sampai di sekolah, suasana masih belum terlalu ramai. Kamipun menuju
ke kelas. Sekitar 15 menit kemudian, kami mulai panik. Bagaimana
tidak, sebentar lagi The Questioner akan tampil tetapi Rizal belum
datang. Bunyi jarum jam yang terus terdengar, semakin membuat kami
kesal. Beberapa kali kami mencoba menghubungi, tetapi percuma saja
tidak ada jawaban. Selang beberapa menit kemudian, Rizal datang. The
Questionerpun segera menuju aula MGMP untuk pengarahan.
“Mari
kita sambut band pertama, ini dia The Questioner”, sambut salah
satu MC.
Seluruh
siswa yang sudah hadir ikut tenggelam dalam permainan musik mereka.
Mereka menampilkan yang terbaik sebagai band pertama. Penampilan
band-band terus berlanjut, hingga tidak terasa ini sudah band yang
kedelapan. Itu artinya band kami One Hour akan tampil berikutnya.
Sama seperti The Questioner, kami segera menuju aula MGMP sebelum
tampil unutk mendapat pengarahan.
“Mari
kita sambut One Hour”, sambut MC dengan riang.
Kamipun segera naik keatas panggung.
Meskipun aku sudah pernah tampil diatas panggung, tetapi situasi
seperti ini tetap membuatku grogi. Teman-teman yang lain terlihat
bergerombol di depan panggung untuk melihat penampilan kami. Kamipun
menunjukkan hasil dari latian kami selama ini. Dua lagu telah kami
tampilkan dengan maksimal.
Turun
dari panggung, aku menghela napas lega. Bahkan sangat lega. Aku
segera berkumpul dengan teman-teman yang lain untuk melihat
penampilan band selanjutnya. Aku begitu menikmati setiap lagu yang
ditampilkan.
Malam
mulai larut, ini artinya pemenang DMF akan segera diumumkan. Aku dan
teman-teman segera merapat dan mendengarkan dengan saksama pengumuman
itu. Ya, pemenangnya rata-rata adalah kelas XI dan XII. Tetapi aku
tidak kecewa. Aku dan teman-teman sudah berusaha, berdoa, dan
menampilkan yang terbaik. Itulah yang terpenting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar